Seseorang bertanya:
Apa sih hubungannya Natal dengan Santa Claus dan Pohon Natal?
Berikut jawabnya:
Tidak ada hubungannya antar ketiganya, Santa Claus dan Pohon Natal telah menjadi icon Natal sebab ulah dari media masa dan para pengusaha, bukan dari Gereja.
Para pengusaha memanfaatkan perayaan tersebut untuk mendapatkan keuntungan dengan menjual cerita dan icon Sinterklaas dan Pohon Natal. Seperti halnya hari Valentine, dengan icon Hati, Cupid dan Coklatnya, demikian juga Natal.
Pohon Natal
Tentang Pohon Natal, anda dapat membaca di http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Natal atau lebih lengkap (bahasa Inggris) di http://en.wikipedia.org/wiki/Christmas_tree
Kebiasaan memasang pohon natal itu berasal dari Jerman di abad ke16 dan menular di Amerika sejak tahun 1830-an. Pertama kali gereja Cathedral Strasburg, Jerman di tahun 1539 dicatat memasang pohon natal selanjutnya dipopulerkan oleh para pangeran dan putri kerajaan-kerajaan di Eropa dan selanjutnya berkembang terus sampai ke benua Amerika dan dunia.
Asal usulnya belum jelas benar dan sering dihubungkan dengan beberapa legenda kekristenan abad pertengahan, seperti legenda Santo Bonifacius dan Martin Lutther, termasuk juga mirip dengan kebiasaan perayaan dewa Saturnalia (http://en.wikipedia.org/wiki/Saturnalia) dalam metologi Romawi.
Di abad ke-20, dengan semakin makmur dan majunya perdagangan dan industri, maka Pohon Natal dijadikan icon Natal dan dipopulerkan oleh para pengusaha dalam produk-produk mereka menggantikan sosok Yesus, Maria dan Yusuf yang sudah tidak laku lagi. Pohon Natal saat ini telah menghiasi setiap rumah kristen (katholik) dan gereja-gereja diseluruh dunia sepanjang Natal. Diperkirakan di Amerika saja ditahun lalu telah lebih dari 1,5 milyar us dollar uang dibelanjakan untuk Pohon Natal, belum di benua Eropa dan benua lainnya. Dapat dibayangkan bertapa luar biasanya bisnis ini.
Sinterklaas
Tentang Santa Claus atau Sinterklaas (bahasa Belanada) dapat anda baca di http://id.wikipedia.org/wiki/Santa_Claus atau lebih lengkap di http://en.wikipedia.org/wiki/Santa_Claus dan juga di http://www.sinarharapan.co.id/berita/0412/18/opi03.html
Sinterklaas atau Santa Claus adalah Santa Nicholas dari Myra, seorang uskup (http://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Nicholas), namun Sinterklaas atau Santa Claus yang dikenal di hari Natal saat ini telah jauh dari kebenaran tentang Santa Nicholas dari Myra itu sendiri. Cerita tentang Santa Claus atau Sinterklaas lebih condong kepada cerita rakyat atau legenda dari benua Eropa yang menggambarkan kehidupan Santa Nicholas versi rakyat, cerita rakyat tersebut juga terdapat kemiripan dengan legenda Dewa Odin (http://en.wikipedia.org/wiki/Odin) dalam mitologi Jerman (Viking/Norse).
Kembali seperti Pohon Natal, kepentingan bisnis telah membuat cerita rakyat atau legenda tentang Santa Nocholas di Eropa menjadi icon Natal. Bahkan di Amerika, baju uskup Santa Nocholas telah diganti dengan baju pelaut Belanda yang awalnya hijau dan kemudian oleh Coca-Cola dalam promonya yang luar biasa dimulai tahun 1885 telah mengganti maju tersebut dengan warna merah Coca-Cola. Sampai hari ini Sinterklaas yang dikenal di belahan dunia berbaju merah dengan kereta terbang penuh hadiah dan rusanya.
Kereta dan rusa terbangnya di karang oleh Clement C. Moore ditahun 1822 dalam sebuah karangan puisi berjudul "A Visit from St. Nicholas" yang diilhami tulisan Washington Irving ditahun 1809 yang menceritakan Santo Nicholas sebagai pelindung kota New York yang berkelana dengan kuda.
Demikianlah icon Natal tersebut sebenarnya adalah kisah sukses dunia bisnis. Pohon Natal dan Sinterklaas ada, bukan oleh karena pengenalan dari Gereja melainkan karena kepentingan perdagangan.
Tidak sepatutnya kita menyebut kata Natal lantas kita mengingat Pohon Natal, Sinterklaas dan Hadiah, sementara banyak orang telah melupakan Yesus, Maria dan Yusuf, dimana yang sebenarnya hari Natal ditetapkan oleh Gereja sebagai hari memperingati kelahiran Yesus dengan memanfaatkan hari Dies Natalis Solis Invicti (http://en.wikipedia.org/wiki/Dies_Natalis_Solis_Invicti) dari kepercayaan dewa-dewa Romawi.
Coba anda lihat semua kartu ucapan Natal, setiap kiriman email dan media digital lainnya tentang Natal, setiap sms atau mms yang kita terima sebagai ucapan Natal, adakah yang menggambarkan tentang kelahiran Yesus? Adakah gambar Yesus, Maria dan Yusuf? Bukankah semua adalah gambar Sinterklaas dan Pohon Natal?
Natal... oh natal...Memang sejak awalnya 25 Desember bukan bercerita tentang Tuhan Yesus Kristus http://en.wikipedia.org/wiki/Christmas
Demikian renungan meriahnya Natal tanpa Sinterklaas dan Pohon Natal.
Salam,
Leo