Rabu, Januari 11, 2006

Menuntut Tuhan

Iman? Aku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, walau aku tidak pernah bertemu muka dengan muka. Tetapi hati ini kadang ingin sekali merasakan nyatanya Tuhan Yesus dalam kehidupanku. Banyak ayat dalam Alkitab aku sudah baca, banyak… tetapi sedikit ada yang tertulis itu dapat dialami orang percaya. Tanda-tanda dan mujizat, pernyataan dari Roh Kudus dan lain-lain banyak yang hanya sebatas tulisan. Rindu rasanya semua itu menjadi nyata, walau telah berusaha, bukan hanya saya, mungkin banyak diantara umat Kristen yang ingin mengalami dan merasakan kenyataan dari ayat-ayat kebenaran Firman Tuhan tersebut tetapi sampai saat ini masih misteri.

Mengapa pada jaman dahulu begitu mudah kelihatannya. Pada jaman rasul-rasul pun kelihatan mudah, tetapi pada jaman sekarang kok jarang sekali. Apa karena dulu terkosentrasi pada satu tempat atau satu orang saja sehingga kelihatannya ramai, jika jaman ini terkosentrasi pada orang-orang ‘besar’ dalam Kekristenan seperti Pdt. Reinhard Bonnke atau Pdt. Benny Hinn tentu jika ditulis dalam sebuah buku atau catatan akan terasa seperti kita membaca kitab Kisah Para Rasul. Lalu bagaimana dengan kita???

Dulu saya pernah melihat film berjudul “Bruce Almighty” yang dimainkan Jim Carrey dan Morgan Freeman pada tahun 2002. Disana diceritakan tentang Tuhan (diperankan Morgan Freeman) yang berbentuk manusiawi sehingga ia sangat sibuk sekali mengurusi manusia sedunia, kadang ia disana, kadang disini, repot sekali. Bisa ada dimana-mana tetapi tetap bentuknya manusiawi jadi yang disini keurus yang disana tidak keurus. Memang sesat itu yang terlintas dipikiran saya…

Tetapi sempat meracuni saya dengan pikiran bahwa “mungkin benar juga” kalau kita lihat kegerakan itu hanya disana lalu pindah kesana lalu hanya disana, dan daerah ini dan itu dan kelihatannya sepertinya hanya kosentrasi ke daerah tertentu dan daerah lain terabaikan. Dulu di Indonesia ada kegerakan besar pada tahun 1992-1993 dimana banyak orang bertobat, saat itu Pdt. Reinhard Bonnke dan teamnya datang ke Indonesia berbulan-bulan membentuk team doa dan team follow up. Banyak orang bertobat pada tahun-tahun tersebut, termasuk saya walau saya bukan bertobat di KKR mereka tetapi di gereja kecil di desa terpencil di ujung kota Bondowoso di Jawa Timur.

Setelah lewat tahun itu, dan sampai saya menulis surat ini, tidak kurasakan ada gerakan seperti itu lagi, banyak orang bertobat dan berapi-api dalam melayani Tuhan. Apakah karena dulu saya muda dan banyak waktu kini saya sudah beristri dan anak, memikirkan pekerjaan dan tidak banyak waktu sehingga rasanya ‘adem ayem’ ???

Saat kuliat kaum muda di gerejaku… mereka terlihat juga ‘adem ayem’ bahkan terkesan lebih ‘borju’ dari jaman sebelumnya. Mungkin saya melihatnya dari jauh saja. Tidak tahu didalamnya…

Di Sekolah Minggu tempat saya mengajar, dulu tempat yang sangat berapi-api, acara Temu Remaja disana bisa dikunjungi sampai 200 orang lebih. Tetapi kini hanya 30-40 orang saja. Guru-gurunya juga terlihat mengajar karena kewajiban, alias terpaksa. Tidak terasa api yang membara. Jumlah murid di Sekolah Minggu juga mengalami penurunan. Oh Tuhan…. Dimanakah Engkau saat umatMu mengharapkan hangatnya Api Roh KudusMu?

Teman sepelayananku yang dulu bersama-sama melayani dan berapi-api didalam Tuhan kini tidak kutemui lagi. Dimana meraka? Yeremia, Tjikian, Liliana, Frans, Yusak dan Ronny mereka sudah tidak lagi melayaniMu Tuhan. Kini Danny, Peter dan Fee Ing sudah tidak lagi terlihat di Sekolah Minggu. Tinggal Aku dan istriku. Aku merasa sendirian… Bersyukur jika beberapa diantaranya telah memutuskan melayani sepenuh waktu seperti Pramono di Jakarta, Siek Sian di Taiwan, Hendry di Jakarta dan yang dituakan Bpk. Ayub di Bangka, Bpk. Daniel di Ausi dan Bpk. Rufus di Surabaya.

Tuhan apa yang terjadi sebenarnya disekitarku, di Indonesia? Mengapa kebangunan rohani itu berat, mengapa Api Roh Kudus itu terasa dingin? Oh Tuhan kapankah kau melawat aku… Aku rindu semua yang tertulis dalam Alkitab benar-benar dinyatakan dalam tanda-tanda dan mujizat. Benar-benar nyata seperti yang tertulis. Tuhan berikan aku iman…

Baca selengkapnya...

Senin, Januari 02, 2006

Bosan di awal 2006

BOSAN
Hari petama di tahun 2006. Rasanya membosankan. Koran masih saja membicarakan hal yang sama, tentang buruknya bangsa ini. Korupsi, kemunafikan, kelapran, penyakit, teror dan lain-lainnya. Seakan tidak mungkin untuk berubah. Korupsi dibrantas malah menjadi-jadi ditingkat bawah. Bahkan tidak malu-malu lagi. Kelaparan dimana-mana dan penyakit dimana-mana dianggap sepele. Belum lagi kondisi ekonomi yang tidak semakin baik, hampir semua orang yang saya jumpai tentang tahun 2006 tidak ada yang mengatakan lebih baik semua merasa lebih berat. Sementara posisi Indonesia di dunia semakin tahun semakin lemah. Barang-barang naik menjadi-jadi tatapi gaji tetap saja. Tidak ada yang baik di negri ini…

Tetapi mengapa aku ada disini. Terlahir di sini dan besar disini dan tidak ada niat hati untuk pergi dari sini. Aku berusaha untuk mengetahui tatapi sampai hari ini tetap saja tidak memahami. Bosan itu kata yang keluar dari meja kerjaku…

Bosan dengan semua keadaan disekelilingku, seperti terkurung dalam tempurung. Apa yang aku inginkan aku tidak tahu. Aku tidak mendengar wahyu atau vision atau apapun untuk menuntunku keluar dari keadaan membosankan ini. Di Sekolah Minggu seperti itu saja, tidak dapat bergerak jika sendirian. Di gereja pusat juga sama. Disekelilingku semua pada santai dan menyantap makanannya sendiri-sendiri. Dengan siapakah aku akan berjuang dan apakah yang akan aku perjuangkan?

Jika memang aku hambaNya maka tentu aku akan punya pekerjaan… aku menunggu…

Baca selengkapnya...