Jumat, Juni 30, 2006

Jengkel Memuncak

Kemarin benar-benar keterlaluan Istriku... aku sampai tidak bisa menuliskan. Tetapi untung disaat aku jengkel memuncak dan terdiam. Dalam pikiran beribu kemarahan dan rencana tega yang ingin terpikir akhirnya Firman Tuhan yang berbicara bahwa didalam orang yang merenung sendiri, amarahnya akan meledak terhadap setiap pertimbangan (Amsal 18:1). Akhirnya akupun meredakan amarah dan menekan semua pertimbangan dan memilih tidur saja. Jadi kemarin jam 10 udah tidur...

Baca selengkapnya...

Rabu, Juni 28, 2006

Marah Karena Jengkel

Hari ini aku bt sekali. Pingin marah-marah..., dada sesak. denyut nadi waktu aku hitung sendiri naik deh mendekati 100 denyut dalam semenit. Pingin marah....

Sampai aku menulis ini masih saja terasa marah dihati. Entah kenapa... rasanya bertumpuk, diawali pagi hari kopling mobil yang kehabisan olie, gak bisa masuk gigi. Terpaksa berhenti di jalan dan untung masih dekat rumah sehingga bisa suruh orang kirim olie dot-3. Setelah itu Inge jadi menjengkelkan sekali, disuruh naik becak ke kantor lagi. Saya bilang dianter aja malah marah-marah. Padahal tuh mobil tidak apa-apa. Trus ditambah lagi dikantor telpon cabang Samarinda eh tuh marketing baru panggil orang langsung namanya dan sok-sok ngomong kaya sama bahawannya lagi. Belum cukup data penjualanku file excel di komputer bisa hilang. Dua file lagi. Dua-duanya tidak ada.... hati sudah memuncak dan pingin marah. Sesak rasanya didada ini. Lagi telpon dari supplier yang meributkan hal-hal sepele. Pusing dan buat naik darah...

Entah ada apa dengan saya hari ini. Rasanya saya telah menjadi mirip Ahitofel. Oh Tuhan tolong saya, tenangkan hati ini hibur saya...

Baca selengkapnya...