Selasa, Januari 29, 2008

Merenung Ketaatan

Malam kemarin, saya merenung tentang beberapa kenalan saya yang sama-sama beriman dan melayani. Banyak diantara mereka saya melihat hidup mereka tidak seperti orang beriman, dari mulut mereka juga keluar kata-kata jorok, dan juga kata-kata yang tidak benar, beberapa lagi walau sudah menikah masih juga melirik wanita cantik dan menyukai hal-hal semacamnya, juga beberapa dalam kehidupan bisnisnya dengan mudah memilih jalan pintas dari pada jalur legal. Banyak lagi lainnya seakan mereka melupakan Firman Tuhan dan hidup sebagai seorang alim di Gereja, bukan sebagai seorang pengiktu Kristus.


Mereka yang berbisnis dengan cara yang tidak benar, mereka menyebutkan sebagai tindakan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Yang penting tidak dosa, walau abu-abu dan tidak berdampak langsung pada dosa, tetapi yang jelas tidak berdosa. Bagi saya itu adalah perbuatan yang tidak benar, saya akan mempertimbangkan seribu kali untuk melakukan hal tersebut. Tetapi nyatanya jalan yang saya tempuh sering kali malah menyusahkan dan menyakitkan.

Saat saya berfikir saya lebih baik dari mereka, maka saya teringat Lukas 18:10-14, tentang orang farisi yang menyombongkan ketaatan agamanya. Kembali saya ingat akan beberapa kelemahan saya yang mungkin juga tidak jauh jeleknya dari mereka. Tetapi kembali pikiran ini berontak, tidak walau itu kelehaman, saya sadar dan selalu bergumul. Karena itulah maka saya seperti dirantai kaki dan tangan. Tapi, kembali pikiran ini berkecamuk, apa sebenarnya yang saya dapatkan dari ketaatan saya?

Hal itu membuat saya malam harinya merenung diri saya sendiri...

Saya juga memiliki kelemahan dan kekurangan dalam mentaati Firman Tuhan, walau setiap hari saya bergumul dengannya. Sering saya iri dengan kebebasan mereka, kadang saya heran, mengapa saya mentaati Firman Tuhan dengan bulat. Apa yang saya dapatkan? Hidup pelayanan saya juga tidak selalu luar biasa disertai tanda-tanda dan mujizat (walau saya kerap kali menuntutnya kepada Allah).

Mengapa saya harus mentaati Firman Tuhan. Apa yang membuat saya memaksakan diri mentaati Firman Tuhan? Dapat apa saya? Malah mereka lebih berlimpah-limpah dalam kekayaan.

Terlintas dalam pikiran apakah saya taat karena takut hukuman Allah atau memang saya taat karena mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Ataukah saya taat karena saya seorang pengecut yang tidak berani menghadapi resiko?

Saya teringat Raja Daud, dalam Kisah Rasul 13:22,36 disebutkan Daud seorang yang melakukan kehendak Tuhan pada jamannya dan juga dalam Mazmur 73:1-17 yang mengisahkan kehidupannya yang karena mentaati Firman Tuhan menjadi menderita berbeda dengan mereka yang tidak memperhatikan Firman Tuhan, kehidupnya seperti mata air. Saya merenungkan, apa yang membuat Raja Daud melakukan hal itu? Apa yang membuat Daud tetap memilih taat?

Beberapa hari sebelumnya secara tidak sengaja saya mendapatkan sebuah ayat dalam Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." saat malam menyiapkan pelayaan di Sekolah Minggu. Ayat tersebut seakan tertancap dalam hati saya, saat saya membacanya waktu itu, tetapi lalu begitu saja, sebab saya tidak sedang menyelidik hal itu. Kemudian malam kemarin, saat saya merenung mengapa saya taat Firman Tuhan, ayat itu kembali muncul dalam pikiran saya. Apakah itu jawab Tuhan akan pertanyaan saya?

Benarkah saya mengasihi Tuhan Yesus? Mengapa saya mengasihi Tuhan Yesus?

Kembali saya merenung, benarkah saya mengasihi Tuhan Yesus? Sebab karena hal apakah saya mengasihiNya? Saat saya mengingat namaNya, saat itu dimobil sambil mengemudikan kendaraan dimalam hari itu dan air mataku mulai membasahi mataku, tetapi aku menahannya agar tidak keterusan. Didalam hati kecil saya ingin rasanya membiarkan diriku menangis, tetapi aku selalu menahannya.

Mengapa aku harus mengeluarkan air mata, apakah karena cinta kepadaNya atau karena saya mengasihani diri sendiri? Kembali pertanyaan itu muncul dalam pikiran saya.

Setelah saya merenung sepanjang malam, saya merasakan perasaan hati saya sendiri dan menyelidiki diri saya sendiri. Ya saya mendapatkan bahwa iman, imanlah yang membuat saya mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Karena iman maka saya percaya Tuhan Yesus mengasihi saya lebih dari segala bayangan yang dapat saya bayangkan. Karena iman, saya merasakan betapa besarnya pengorbananNya dikayu salib untuk dapat membawa saya dekat kepadaNya.

Ya karana iman itu telah melahirkan cinta, karena cinta itulah saya mau menyusahkan diri dengan mentaati Firman Tuhan. Ya karena cinta, saya melakukan semua ini, karena saya mengasihi Tuhan Yesus Kristus, mengasihi dengan segenap hatiku, dan juga harus nyata dalam segenap jiwa dan kekuatanku.

Tuhan Yesus, Aku mencintaimu.
Hidupkanlah aku sesuai FirmanMu.
Puaskanlah hatiku, puaskanlah rinduku.
Ya Allahku, Ya Tuhanku.

Baca selengkapnya...