Kamis, September 27, 2007

Anakku Beli Mainan


Hari Sabtu kemarin, saya dan keluarga ke Galaxy Mall di Surabaya. Hari itu kedua anak saya boleh membeli masing-masing satu mainan. Mereka dengan gembira memilih-milih mainan mulai dari Kidz Station, Petra dan Toys City. Si bungsu memilih melengkapi koleksi Ben10 miliknya, sementara si sulung setelah putar-putar mencari mainan, akhirnya ia memutuskan memilih membeli setumpuk buku cerita di TGA dari pada beli mainan. Mereka sangat gembira sekali dengan barang yang dibelinya.

Berawal pada hari Kamis, istri saya berunding dengan saya untuk mengajak ke Galaxy Mall, tetapi kerena setelah dicek ada ulangan disekolah besoknya akhirnya tidak jadi.

Iseng juga istri saya waktu si sulung disuruh belajar dan masih juga bermain-main, dilontarkan pernyataan bahwa sebenarnya hari ini mereka maunya diajak ke Galaxy Mall, tetapi karena tidak belajar-belajar akhirnya tidak jadi. Kontan saja kedua anak terkejut, tetapi karena waktu dan keadaan tidak memungkinkan, maka tentu saja tidak bisa ke Mall. Namanya anak kecil, begitu tahu "diberi janji kosong" mereka berdua menangis dan merengek bersama. Maka lahirlah sebuah masalah baru...

Pada saat itulah, seperti biasanya sang papa menjadi penengah (pahlawan). Saya tahu beberapa waktu yang lalu anak saya ingin membeli mainan, karena itulah saya menjanjikan hari Sabtu nanti mereka boleh membeli satu mainan masing-masing asal sekarang tidak menangis lagi dan mulai belajar. Akhirnya mereka belajar dan si bungsu juga ikut coret-coret dengan kertas gambarnya.

Keinginan dan kebutuhan anak, papa mana yang tidak rindu untuk mewujudkannya. Begitu gembiranya hati kita sebagai papa dan mama saat melihat mereka bergembira. Bahkan sebelum mereka meminta kita telah merencanakan untuk memberikannya kepada mereka apa yang menjadi keinginannya. Bahkan kita paksakan, jika itu merupakan kebutuhannya.

Allah, telah menyatakan diriNya kepada kita dengan menyebut diriNya sendiri sebagai BAPA, dan menyebut kita sebagai ANAK. Adakah papa yang tidak mengasihi anaknya? Ataukah Papa di Surga tidak jauh lebih baik dari pada papa di dunia ini. Saya selalu berfikiran bahwa Allah jauh lebih mengasihi saya dan memperhatikan segala kebutuhan dan keinginan saya dibandingkan saya terhadap anak-anak saya. Saya percaya saat saya sebagai anak besukacita, saat itu juga Allah sebagai Bapa juga bersukacita.

Jika anak saya tidak pernah merasa malu, segan dan takut meminta apa saja kepada saya, maka saya juga tidak akan pernah malu, segan dan takut meminta sesuatu kepada Bapa di Surga, karena Ia menyebut diriNya, Papa. Bahkan saya tidak pernah berfikir selayaknya seorang buruh yang meminta sesuatu kepada majikan setelah sukses mengerjakan tugasnya. Allah adalah Bapa saat kita berdoa sebagai anakNya. Saat kita menjalani keseharian hidup, Allah adalah Tuhan (tuan) bagi saya untuk ditaati tanpa mengharapkan bonus atau tips, selayaknya hamba yang baik (sebab upah kita di Surga lebih dari cukup).

Perhatikanlah "Doa Bapa Kami", disana kita diajarkan Tuhan Yesus Kristus menyebut Allah sebagai Bapa dan mengajarkan kita meminta permintaan dan perlindungan. Lihatlah juga perumpamaan hal kekawatiran dalam kitab Injil, karena disana diceritakan bagaimana Bapa memelihara anakNya.

Bacalah kitab Mazmur, karena disana sering kita melihat bahwa Allah memberikan kepada kita keinginan hati kita bukan karena perbuatan mulia yang kita lakukan, melainkan kerena kemurahanNya.

Karena itu jadilah anak dihadapan Allah Bapa di Surga, relakan dirimu diajar olehNya dan nikmatilah kasih sayang seorang Bapa kepada anakNya.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. (Yohanes 16:23-24)

Amin


Baca selengkapnya...

Rabu, September 12, 2007

Kabar Mengejutkan


Baru saja aku bergembira merayakan hut pernikahan yang ke delapan. Rasa senang dan kenangan hari pernikahan masih belum hilang. Eh pagi-pagi Mami telpon mengabarkan seorang teman meninggal diusia sangat muda. Teman yang biasanya setiap hari senin kita main badminton bersama. Seorang pemuda yang aktif melayani di gerejaku. Pemuda yang penuh semangat, murah senyum, ramah terhadap semua orang, sopan dan cakep juga (mirip sahabatku Danny, pantas jadi adik kembarnya).


Dari tidurku langsung aku bangun dan segar. Kaget dan bingung. Yoyo terakhir masih sehat, malam kemarin jam 12 malam telah meninggal. Benar-benar membuat aku terkejut, hampir saja terpikir berita bohong, tetapi Mamiku yang menyampaikannya tidak mungkin bergurau. Mami belum juga selesai dengan pusingnya soal tugas Firman Tuhan di Camp KAP yang ditugaskan oleh Yoyo tentang topik "Sahabat Karib", sekarang Yoyo telah dipanggil ke Rumah Bapa.


Kesanku terhadap anak muda yang baru 23 tahun tersebut, semuanya positif. Yoyo seorang anak muda yang dapat menjadi pemimpin, seorang yang suka melayani, memberikan perhatian dan ramah terhadap setiap orang. Senyumnya yang kas dan semangatnya dalam melayani Tuhan benar-benar membuat kita kehilangan.


Hari ini jam 13.00 WIB di Adijasa ruang 23, akan dilangsungkan Kebaktian Tutup Peti. Di milis Komunitas GBZ yang baru aku bentuk, informasi kepulangannya ke Rumah Bapa di Surga menjadi perbincangan hangat. Terlalu muda menurutku, tetapi Allah tentu mempunyai rencana yang jauh-jauh lebih indah dari sangka kita. Yonathan. Semoga sahabat, teman-teman, saudara dan orang tua kamu diberi kekuatan dan penghiburan.


Saya yakin, walau bagi kita merupakan berita duka, tetapi bagi Yoyo merupakan sukacita yang besar, karena ia telah bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus, kekasihnya.

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. (Filipi 1:21-24)

Selama hidupnya, ia telah menghasilkan buah, dan kita semua merasakan buahnya. Tetapi kita juga masih merindukannya....

Baca selengkapnya...

Senin, September 10, 2007

8 Tahun Pernikahan


Hari ini aku telah genap 8 tahun pernikahan.


Setelah berputar-putar di GM, untuk mencarikan kado hut pernikahan kita. Aku kebingungan ingin belikan apa? novel, gelang atau kalung. Pusing deh dan kebetulan melewati tempat jual pafrum, bau harumnya pas mengingatkan aku pada parfum yang biasa dia pakai saat pacaran. Parfum yang paling aku sukai dari semua parfum yang istriku miliki. Calvin Klein, CK One


Akhirnya aku memutuskan untuk membeli parfum untuk hadiah istri tercinta. Pertama aku mencari produk CK tetapi SOGO yang di GM gak jual produk CK. Akhirnya setelah lihat sana sini, eh ketemu parfum Kenzo, L'eauparKenzo.


Kebetulan sekali pada hari pernikahanku, parfum yang kita pakai adalah L'eauparKenzo. Kita pakai parfum tersebut sebab L'eauparKenzo mempunyai dua varian, satu untuk cewek dan satu lagi untuk cowok, jadi pas banget. Aku pakai pafrum cocoknya dan istriku pakai parfum ceweknya. Lagi pula harumnya juga hampir sama dengan CK One.


Akhirnya aku putuskan untuk membeli parfum itu. Tetapi karena sejak awal aku pingin membelikan novel, akhirnya terpikir olehku untuk membelikan juga novel sekalian. Istriku sangat suka membaca novel, tetapi sudah bertahun-tahun ia tidak pernah membaca lagi.


Aku segera ke TGA. Saat itu kebetulan ada novel baru berjudul "Husbend" sebuah novel dengan label best seller. Tetapi saat ku baca rangkuman ceritanya, ternyata sebuah novel misteri, dan sedikit menegangkan. Tapi sebenarnya isinya menarik, tentang perjuangan suami menyelamatkan istrinya dengan segala cinta yang dimilikinya sehingga merubah hidupnya.


Istriku tidak suka novel seperti itu. Lalu aku mencari novel karangan Danielle Steel, pengarang favoritnya. Eh ketemu tiga judul tersisa. Yang terbaru kelihatannya menarik tetapi cerita tentang perselingkuhan, juga yang kedua. Untunglah yang ketiga cerita tentang perjuangan seorang wanita mendapatkan cintanya dalam perang Vietnam. Aku beli yang itu, sekaligus kertas kado dan setelah itu cepat-cepat kebawah untuk beli pafrum.


Di SOGO aku segera membeli L'eauparKenzo buat cewek untuk sekalian dibungkus dengan novel karya Danielle Steel kesukaannya.


Sore hari pulang kerja aku berikan kado itu dan betapa senangnya melihat istriku senang bukan main. Dia mendapatkan novel kesukaannya yang sudah sangat lama sekali tidak dibacanya. Juga parfum yang membangkitkan kenangan pada saat hari-hari pernikahan.


Malam itu kita makan malam bersama. Tentu saja dua anakku Christopher dan Gilber ikut. Pasti ramai lah kalau sudah ada anakku, tidak mungkin aku berani membayangkan makan malam yang romantis dengan istriku.


Sekalian juga aku ajak mami yang kebetulan papi lagi mengurus pekerjaan di Bali, dan juga adik istriku sekeluarga kita makan bersama di rumah makan favorit kita, Bon Cafe.


Dapat ditebak tentu, anakku keduanya main ayunan dan segala mainan yang disediakan di rumah makan tersebut. Dengan anak dari adik istriku tentu lebih ramai lagi. Sesekali kami harus menengok kebelakang memastikan mereka aman-aman saja dengan tingkahnya.


Makan malam berlangsung dengan sangat menyengkan. Istriku sangat gembira sekali hari ini.


Baca selengkapnya...